Jumat, 18 Februari 2011

Sistem Pengapian

Sistem pengapian (ignition system) merupakan salah satu sistem yang ada pada sebuah kendaraan bermotor. sistem ini berfungsi merubah arus listrik DC 12 Volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi.


Sistem pengapian ini digunakan khusunya kendaraan berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena pada motor bensin, campuran bahan bakar dengan udara yang dikompresikan pada ruang bakar tidak bisa terbakar jika tidak ada percikan bunga api. Dengan demikian pada motor bensin diperlukan sistem pengapian agar dapat menghasilkan percikan bunga api busi melalui busi.Namun pada kendaraan berbahan bakar diesel, itu tidak memakai sistem pengapian karena udara yang dikompresi dapat menghasilkan panas yang tinggi, sehingga pada akhir kompresi diinjeksikan bahan bakar, maka langsung dapat terbakar oleh panas yang dihasilkan oleh udara yang dikompresi tersebut.
komponen sistem pengapian secara umum sebagai berikut; baterai, kunci kontak, koil, platina, kondensor, distributor, busi.
Fungsi dari masing-masing komponen pengapian konvensional yaitu:
1. baterai berfungsi sebagai sumber arus tegangan rendah
2. Kunci Kontak berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus dari baterai ke koil pengapian
3. Koil berfungsi sebagai pembangkit arus tegangan tinggi sekitar 15.000 - 20.000 volt
4. Platina berfungsi sebagai pemutus arus dan penghubung arus primer dari negatif koil ke massa
5. Kondensor berfungsi sebagai penyerap terjadinya loncatan bunga api pada celah platina, serta berfungsi memperkuat kemagnetan pada lilitan primer setelah platina menutup.
6. Distributor berfungsi sebagai pengatur aliran tegangan tinggi ke masing-masing busi sesuai dengan urutan pengapian (Firing Order)
7. Busi berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada ruang bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar